Bisnis Internasional |
Bisnis Internasional adalah bisnis yang kegiatan-kegiatannya melewati
batas-batas negara. Definisi ini tidak hanya termasuk perdagangan internasional
dan pemanufakturan di luar negeri, tetapi juga industri jasa yang berkembang di
bidang- bidang seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan,
konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan besar dan komunikasi massa.
Lainnya :
a. Bisnis Luar Negeri adalah berarti operasi-operasi domestik di dalam
sebuah negara asing.
b. Perusahaan Multidomestik adalah Sebuah organisasi dengan cabang di
banyak negara, merumuskan strategi bisnisnya sendiri berdasarkan
perbedaan-perbedaan dasar yang dipahami.
c. Perusahaan Global adalah sebuah organisasi yang berupaya untuk
membakukan dan memadukan operasi-operasi di seluruh dunia dalam semua bidang
fungsional
d. Perusahaan Internasional adalah merujuk kepada baik
perusahaan-perusahaan global maupun multidomestik.
Pengertian Bisnis Internasional menurut Ball
,McCulloch,Frantz,Geringer,Minor(2006) = Bisnis yang kegiatannya melampaui
batas Negara. Definisi tersebut mencakup perdagangan internasional.
pemanufakturan diluar negeri juga industri jasa diberbagai bidang seperti
transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi,perdagangan eceran,
perdagangan besar dan komunikasi massa.
Pengertian Bisnis Internasional menurut Charles WH Hill (2008) = Perusahaan
yang terlibat dalam perdagangan maupun investasi internasional.
Pengertian Bisnis Internasional menurut Daniels, Radebaugh & Sullivan
(2004) = Semua transaksi komersial baik oleh swasta maupun pemerintah diantara
2 negara atau lebih
Karakteristik yang membedakan bisnis internasional dan domestik adalah
bisnis internasional melibatkan aktivitas yang melintas batas, Hal ini berarti
menjalankan bisnis internasional lebih rumit karena
Negara-negara mempunyai ciri khas
Masalah yang dihadapi lebih complex
Bisnis Internasional harus mampu bekerja dengan berbagai kendala
perdagangan dan investasi yang ditetapkan suatu pemerintah
Transaksi internasional melibatkan perubahan mata uang.
Implikasinya : segala hal antar batas harus dipertimbangkan dalam semua
keputusan dan aktivitas yang dijalankan perusahaan multinasional.
Kalsifikasi bisnis berdasarkan aktivitas yang dilakukannya dalam
menghasilkan keuntungan adalah sebagai berikut:
Manufaktur adalah bisnis yang memproduksi produk yang berasal dari barang
mentah atau komponen-komponen, kemudian dijual untuk mendapatkan keuntungan.
Contohnya perusahaan yang memproduksi barang fisik seperti mobil atau pipa.
Bisnis jasa adalah bisnis yang menghasilkan barang intangible (tak
berwujud), dan mendapatkan keuntungan dengan cara meminta bayaran atas jasa
yang mereka berikan. Contohnya adalah konsultan dan psikolog.
Pengecer dan distributor adalah pihak yang berperan sebagai perantara
barang antara produsen dengan konsumen. Kebanyakan toko dan perusahaan yang
berorientasi-konsumen adalah distributor atau pengecer.
Bisnis pertanian dan pertambangan adalah bisnis yang memproduksi
barang-barang mentah, seperti tanaman atau mineral tambang.
Bisnis finansial adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dari investasi
dan pengelolaan modal.
Bisnis informasi adalah bisnis menghasilkan keuntungan terutama dari
penjualan-kembali properti intelektual (intelellectual property).
Utilitas adalah bisnis yang mengoperasikan jasa untuk publik, seperti
listrik dan air yang biasanya didanai oleh pemerintah.
Bisnis real estate adalah bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan cara
menjual, menyewakan, dan mengembangkan properti, rumah, dan bangunan.
Bisnis transportasi adalah bisnis yang mendapatkan keuntungan dengan cara
mengantarkan barang atau individu dari sebuah lokasi ke lokasi yang lain.
1. Hakikat Bisnis Internasional
Seperti tersebut diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan
bisnis yang dilakukan melewati batas negara. Transaksi bisnis seperti ini
merupakan transaksi bisnis internasional (International Trade). Transaksi
bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam suatu negara dengan perusahaan
lain atau individu di negara lain disebut Pemasaran Internasional atau
International Marketing. Pemasaran internasional berbeda dengan Bisnis
Internasional, yaitu :
a. Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara itu
biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan impor.
Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka timbul neraca
perdagangan antar negara (balance of tread).
Suatu Negara dapat memiliki surplus seraca perdagangan atau devisit neraca
perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan dimana
Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan
nilai impor yang dilakukan dari negara partner dagangnya. Dengan neraca
perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan
maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas
keluarnya ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas
masuk dan keluar antar negara disebut neraca pembayaran (balance of
paymnets). Jika neraca
pembayaran mengalami surplus, dikatakan bahwa negara mengalami pertambahan
devisa. Sebaliknya apabila negara itu mengalami devisit neraca perdagangannya
maka berarti nilai impornya melebihi nilai ekspor yang dapat dilakukannya
dengan negara lain. Jadi, negara tersebut mengalami devisit neraca pembayaran
dan menghadapi pengurangan devisa Negara.
b. Pemasaran International (International Marketing)
Pemasaran internasional yang merupakan keadaan suatu perusahaan dapat
terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan negara lain, perusahaan lain
ataupun masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada
umumnya merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.
Dalam hal ini maka pengusaha akan terbebas dari hambatan perdagangan dan
tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor impor. Dengan melaksanakan
kegiatan produksi dan pemasaran di negeri asing maka tidak terjadi kegiatan
ekspor impor. Produk yang dipasarkan dapat berupa barang dan/ atau jasa.
Transaksi ini dapat ditempuh dengan cara:
– Licencing
– Franchising
– Management Contracting
– Marketing in Home Country by Host Country
– Joint Venturing
– Multinational Coporation (MNC)
Semua bentuk transaksi internasional memerlukan transaksi pembayaran yang
sering disebut fee. Negara (Home Country) harus membayar, sedangkan pengirim
(Host Country) memperoleh fee tersebut. Pengertian perdagangan internasional
dengan perusahaan internasional sering dianggap sama, padahal berbeda.
Perbedaan utama terletak pada perlakuannya dimana perdagangan internasinol
dilakukan oleh negara sedangkan pemasaran internasional adalah kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan yang menentukan kegiatan bisnis yang lebih aktif,
lebih progresif dibandingkan perdagangan internasional.
2. Alasan Melakukan Bisnis Internasional
Suatu negara atau suatu perusahaan melakukan transaksi bisnis internasional
baik dalam bentuk perdagangan internasional yang umumnya memiliki pertimbangan
/alasan. Pertimbangan tersebut meliputi pertimbangan ekonomis, politis ataupun
sosial budaya. Bisnis internasional memang tidak dapat dihindari karena tidak
ada satu negara pun yang dapat mencukupi seluruh kebutuhan negerinya dari
barang-barang atau produk yang dihasilkan oleh negara itu sendiri. Hal ini disebabkan karena terjadinya
penyebaran yang tidak merata dari sumber daya baik dari sumber daya alam modal
maupun sumber daya manusia. Ketidakmeratanya sumber daya mengakibatkan adanya
keunggulan tertentu baik suatu Negara tertentu yang memiliki sumber daya
tertentu. Contohnya Australia yang memiliki daratan yang sangat luas yang
memiliki jumlah penduduk yang sangat sedikit, sebaliknya Negara Hong Kong yang
memiliki daratan yang sangat sempit tapi jumlah penduduknya sangat padat. Oleh
karena itu, maka dapat kita lihat beberapa alasan untuk melaksanakan bisnis
internasional antara lain berupa :
1. Spesialisasi antar bangsa–bangsa
Dalam hubungan dengan keunggulan atau kekuatan tertentu beserta
kelemahannya maka suatu negara haruslah menentukan pilihan strategis untuk
memproduksikan suatu komoditi yang strategis yaitu :
a. Memanfaatkan secara maksimal kekuatan yang ternyata benar-benar paling
unggul sehingga dapat menghasilkannya secara lebih efisien dan paling murah.
b. Mengkonsentrasikan perhatiannya untuk memproduksikan atau menguasai
komoditi yang memiliki kelemahan yang tertinggi bagi negerinya.
Strategi tersebut berkaitan erat dengan adanya dua buah konsep keunggulan
yang dimiliki oleh suatu negara dibanding negara lain dalam bidang tertentu,
yaitu:
• Keunggulan absolute (absolute advantage)
Suatu negara dapat dikatakan memiliki keunggulan absolut apabila negara itu
memegang monopoli dalam berproduksi dan perdagangan terhadap produk tersebut.
Hal ini dapat dicapai jika tidak ada negara lain yang dapat menghasilkan produk
tersebut sehingga negara itu menjadi satu-satunya negara penghasil.
• Keunggulan komperatif (comparative advantage)
Konsep Keunggulan komparatif merupakan konsep yang lebih realistik dan
banyak terdapat dalam bisnis Internasional, dimana suatu negara memiliki
kemampuan yang lebih tinggi untuk menawarkan produk tersebut dibandingkan
dengan negara lain.
3. Tahap-tahap dalam Memasuki Bisnis Internasional
Perusahaan yang memasuki bisnis internasional pada umumnya terlibat atau
melibatkan diri secara bertahap dari tahap yang paling sederhana yang tidak
mengandung resiko sampai dengan tahap yang paling kompleks dan mengandung
risiko bisnis yang sangat tinggi. Dalam memasuki bisnis internasional ada beberapa
yaitu:
1. Ekspor Insidentil
Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu
perusahaan pada umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu
dengan melakukan ekspor insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada
saat adanya kedatangan orang asing di negeri kita kemudian ada yang membeli
barang-barang kemudian kita harus mengirimkannya ke negeri asing itu.
2. Ekspor Aktif (Purchasing)
Tahap terdahulu dan dapat berkembang terus kemudian adanya hubungan bisnis
yang rutin dan kontinyu, bahkan transaksi yang semakin aktif. Keaktifan
hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai dengan semakin berkembangnya jumlah
dan jenis komoditi perdagangan Internasional. Pada tahap aktif ini perusahaan
negeri sendiri mulai aktif melaksanakan manajemen atas transaksi itu.
3. Penjualan Lisensi
Tahap berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara
pendatang menjual lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima.
Dalam tahap yang dijual adalah hanya merek atau lisensinya saja, sehingga
negara penerima dapat melakukan manajemen yang cukup luas terhadap pemasaran
maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta peralatannya. Untuk
keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan dan negara penerima harus
membayar fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.
4. Franchising
Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di
suatu negara menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi
lengkap dengan segala atributnya termasuk peralatan, proses produksi,
resep-resep campuran proses produksinya, pengendalian mutunya, pengawasan mutu
bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk pelayanannya. Cara ini sering
dikenal sebagai bentuk “Franchising”.
Dalam hal bentuk Franchise ini maka perusahaan yang menerima disebut
sebagai Franchisee dan perusahaan pemberi disebut sebagai Franchisor.Pada
umumnya berhasil bagi jenis usaha tertentu misalnya bidang kuliner (makanan).
Contohnya KFC (Kentucky Fried
Chiken), Mc Donalds, California Fried Chiken (CFC), Hoka Bento, Hanamasa, dan
sebagainya.
Contoh Franchise dari Indonesia adaIah Es Teler 77, Ayam Goreng NY.
Suharti, dan sebagainya. Kebaikan yang antara lain :
a. Manajemen sistem yang sudah teruji.
b. Memiliki nama yang sudah terkenal.
c. Performance record yang sudah mapan untuk alat penilaian.
Sebaliknya bentuk ini juga memiliki kejelekan yaitu :
a. Biaya tinggi untuk menrlapatkan Franchise
b. Keputusan bisnis akan dibatasi oleh Francilisor
c. Sangat dipengaruhi oleh kegagalan dari Franchise lain. Apabila
terdapat kegagalan akan timbul
anggapan bahwa bentuk franchise yang lain juga tidak baik.
5. Pemasaran di Luar Negeri (Active Marketing)
Tahap berikutnya adalah bentuk
Pemasaran di Luar negeri. Bentuk ini akan memerlukan intensitas manajemen serta
keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host Country) harus
aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen pemasaran bagi produknya itu di
negeri asing (Home Country). Pengusaha pendatang yang merupakan orang asing
harus mampu untuk mengetahui perilaku (segmentasi) di negeri penerima itu
sehingga dapat dilakukan program-program pemasaran yang efektif.
6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri
Tahap yang terakhir adalah tahap
yang paling intensif dalam melibatkan diri pada bisnis internasional yaitu
tahap “Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri”. Tahap ini juga disebut sebagai
“Total International Business”. Bentuk inilah yang menimbulkan MNC (Multy
National Corporation) yaitu Perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini
perusahaan asing datang dan mendirikan perusahaan di negeri asing dengan segala
modalnya, kemudian memproduksi di negeri itu, lalu menjuaI hasil produksinya
itu di negeri itu juga. Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara yang
sedang berkembang karena dalam bentuk ini negara penerima tidak perlu menyediakan
modal yang sangat banyak untuk mendirikan pabrik tersebut.
4. Hambatan dalam Memasuki Bisnis
Internasional
Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki
hambatan ketimbang di pasar domestic. Negara lain tentu saja akan memiliki
berbagai kepentingan yang sering kai menghambat terlaksannya transaksi bisnis
internasional. Disamping itu kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan
berbeda dengan negeri sendiri. Oleh karena itu maka terdapat beberapa hambatan
dalam bisnis internasional yaitu :
1. Batasan perdagangan dan tariff bea masuk
2. Perbedaan bahasa, social budaya/cultural
Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran
bisnis Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat
komunikasi yang vital baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi
yang baik maka hubungan bisnis sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar.
Hambatan bahasa saat ini semakin berkurang karena adanya bahasa Internasional
yaitu bahasa lnggris.
Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah yang harus
dicermati pula dalam melakukan bisnis Internasional. Misalnya saja pemberian
warna terhadap suatu produk ataupun bungkusnya harus hati-hati karena warna
tertentu yang di suatu negara memiliki arti tertentu di negara lain dapat
bermakna yang bertentangan.
3. Kondisi politik dan hukum/perundang-undangan
Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang
lain akan mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut.
Misalnya, Amerika yang mengembargo komoditi perdagangan dengan negara-negara
Komunis.
Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara
kadang juga membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara Arab
melarang produk yang mengandung babi.
4. Hambatan operasional
Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah masalah
operasional yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan ke
negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena
antara kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler.
Hal ini dapat mengakibatkan biaya pengangkutan atau ekspedisi menjadi sangat
mahal yang dikarenakan pengangkutnya hanya melayani satu negara itu saja.
5. Perusahaan Multinasional
Perusahaan multinasional pada hakikatnya adalah suatu perusahaan yang
melaksanakan kegiatan secara internasional atau dengan kata lain melakukan
operasinya di beberapa Negara. Perusahaan macam ini sering disebut
Multinasional Corporations (MNC). Setiap Negara akan terpengaruh oleh tindakan
yang dilakukan oleh Negara lain. Hal ini terjadi karena dengan cara yang sangat
cepat kita dapat mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap Negara di
dunia ini seiring dengan kemajuan teknologi dan komunikasi.
Timbulah kecenderungan bahwa permintaan ataupun kebutuhan masyarakat di
mana pun di dunia ini mendekati hal yang sama. Kebutuhan akan barang-barang
konsumsi atau untuk kehidupan sehari-hari cenderung tidak berbeda antara
Negara. Oleh karena kesamaan inilah yang mendorong perusahaan untuk beroperasi
secara Internasional. Selanjutnya, perusahaan mencoba untuk mencari tempat
untuk memproduksi barang dan memasarkannya ke dunia, sehingga akan lebih
ekonomis dan kompetitif.
Adanya batasan ekspor-impor antar negara mendorong suatu perusahaan untuk
hanya memproduksi barang di negeri sendiri dan kemudian menjualnya di negeri
itu juga meskipun pemiliknya adalah dari luar negeri. Dengan demikian,
pembatasan ekspor-impor menjadi tidak berlaku lagi baginya. Contoh perusahaan
multinasional: Coca Cola, Johnson & Johnson, Nestle dari Switzerland,
Unilever dari Belanda dan lnggris, Bayer dati Jerman, dan sebagainya.
0 komentar:
Post a Comment