Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Semenjak Shubuh saya sudah
bergegas mandi, mem-packing barang-barang yang belum masuk koper dan
tas, kamera, dan juga tentu sarapan. Sarapan nasi sebelum nanti
kesulitan mencari nasi di luar negeri, hehe....
Pukul 07.00 WIB kurang saya diantar Khawari ke bandara Sokarno Hatta.
Pada saat berada di ruang tunggu keberangkatan internasional, saya agak cemas, sebab gate keberangkatan Lion Air yang di boarding pass tertera gate 8. Namun yang saya lihat di parkiran pesawat zona gate 8 malah teparkir pesawat Singapore Airline. Awalnya saya pikir nanti pesawat Singapore Airline akan minggir, karena keberangkatan saya masih 2 jam lagi. Eh, ternyata enggak. Satu jam berlalu dan pesawat masih terparkir cantik di sana. Saya baru sadar kalau ada perubahan gate keberangkatan saat ada petugas bandara mencari penumpang pesawat Scoot Air di sekitaran gate 8 dan 9. Fyi, di bandara Juanda tidak ada pemanggilan penumpang lewat pengeras suara. Lalu saya coba lihat pesawat yang ada di gate 9 dan alhamdulillah ternyata pesawat saya di sana.
Tiba di Kuala Lumpur Terminal 2, saya hanya mengikuti penumpang lain dan mengikuti arah pengambilan bagasi. Yang agak tercengang, pengambilan bagasinya ternyata di KLIA 1. Saya ke sana menggunakan semacam trem yang sudah disediakan pihak bandara. Saya juga baru sadar kalau pengambilan bagasi itu setelah melewati pihak imigrasi. Untung di Malaysia free visa, jadi ya tinggal menunjukkan paspor saja. Ini bisa jadi pelajaran buat saya semisal transit di negara yang butuh visa dan kita harus ganti maskapai.
Selepas sholat di Musholla dekat pengambilan bagasi, saya bingung mau ke mana, sebab saya tidak berniat keluar bandara mengingat waktu transit yang tidak terlalu banyak. Akhirnya hanya muter-muter bandara dan menanyakan ke petugas di money changer sekalian tukar uang. Dan petugas money changer hanya bilang kalau kita harus keluar dulu jika hendak meneruskan penerbangan.
Saat di money changer, saya dapat pengalaman bahwa ada beberapa money changer yang mewajibkan pembelian mata uang asing harus melalui ringgit dahulu. Misal kemarin saya mau tukar USD, tapi mereka gak mau langsung tukar. Mereka mengkonversikan ke ringgit dulu baru ke USD. Ini demi meningkatkan kurs mata uang mereka. Setelah menimbang-nimbang, saya putuskan untuk membeli ringgit dulu. Siapa tahu nanti mau makan atau beli sesuatu di luar bandara.
Saya mencoba keluar bandara berharap ada tanda yang mengarah ke gate pemberangkatan internasional. Alhamdulillah, ternyata check in pemberangkatan internasional ada di lantai dua.
Niatnya mau mengeksplor bandara ini, namun apa mau dikata, saya sendirian, koper saya tidak bisa ditarik karena tarikannya rusak. Akhirnya hanya bisa menunggu saja dan mencoba tanya di grup apakah ada teman lain yang sedang berada di KLIA. Sambil menunggu, sepertinya akan lebih enak kalau sekalian makan siang juga. Dari tadi udah lapar banget. Dan tadi juga lewat depan Burger King yang punya tempat duduk sofa. Jadi akan lebih nyaman menunggu dan makan di situ.
Alhamdulillah, akhirnya ada juga teman peserta lain kontak saya yang ternyata baru transit dan masih berada di tempat pengambilan bagasi. Saya pun mengarahkan ke arah Burger King biar duduk-duduk dulu. Kami pun berbincang-bincang sebentar sebelum menunggu keberangkatan selanjutnya di lantai dua. Di lantai dua ternyata ada peserta lain juga yang sedang menunggu keberangkatan selanjutnya.
Pukul 18.30 waktu Malaysia saya mulai check in dan langsung masuk imigrasi. Tak lupa juga saya menukar mata uang ringgit saya ke USD. Sebenarnya saya hanya dapat 69 USD dari ringgit saya. Alhamdulillah, berkat kebaikan ibunya, beliau menggenapkan menjadi 70 USD setelah mengetahui kalau saya pelajar.
Gate keberangkatan internasional ada di KLIA2, jadi saya diantar menggunakan trem sebagai penghubung KLIA dan KLIA2. Dan saya bersyukur sekali bisa menaiki pesawat AirBus Emirates dengan 2 mesin. Interior dan fasilitas yang diberikan sangat luar biasa. Ini pengalaman pertama kali saya. Semoga bisa kembali di lain waktu.
Now time to take off
Pukul 07.00 WIB kurang saya diantar Khawari ke bandara Sokarno Hatta.
Pada saat berada di ruang tunggu keberangkatan internasional, saya agak cemas, sebab gate keberangkatan Lion Air yang di boarding pass tertera gate 8. Namun yang saya lihat di parkiran pesawat zona gate 8 malah teparkir pesawat Singapore Airline. Awalnya saya pikir nanti pesawat Singapore Airline akan minggir, karena keberangkatan saya masih 2 jam lagi. Eh, ternyata enggak. Satu jam berlalu dan pesawat masih terparkir cantik di sana. Saya baru sadar kalau ada perubahan gate keberangkatan saat ada petugas bandara mencari penumpang pesawat Scoot Air di sekitaran gate 8 dan 9. Fyi, di bandara Juanda tidak ada pemanggilan penumpang lewat pengeras suara. Lalu saya coba lihat pesawat yang ada di gate 9 dan alhamdulillah ternyata pesawat saya di sana.
Tiba di Kuala Lumpur Terminal 2, saya hanya mengikuti penumpang lain dan mengikuti arah pengambilan bagasi. Yang agak tercengang, pengambilan bagasinya ternyata di KLIA 1. Saya ke sana menggunakan semacam trem yang sudah disediakan pihak bandara. Saya juga baru sadar kalau pengambilan bagasi itu setelah melewati pihak imigrasi. Untung di Malaysia free visa, jadi ya tinggal menunjukkan paspor saja. Ini bisa jadi pelajaran buat saya semisal transit di negara yang butuh visa dan kita harus ganti maskapai.
Selepas sholat di Musholla dekat pengambilan bagasi, saya bingung mau ke mana, sebab saya tidak berniat keluar bandara mengingat waktu transit yang tidak terlalu banyak. Akhirnya hanya muter-muter bandara dan menanyakan ke petugas di money changer sekalian tukar uang. Dan petugas money changer hanya bilang kalau kita harus keluar dulu jika hendak meneruskan penerbangan.
Saat di money changer, saya dapat pengalaman bahwa ada beberapa money changer yang mewajibkan pembelian mata uang asing harus melalui ringgit dahulu. Misal kemarin saya mau tukar USD, tapi mereka gak mau langsung tukar. Mereka mengkonversikan ke ringgit dulu baru ke USD. Ini demi meningkatkan kurs mata uang mereka. Setelah menimbang-nimbang, saya putuskan untuk membeli ringgit dulu. Siapa tahu nanti mau makan atau beli sesuatu di luar bandara.
Saya mencoba keluar bandara berharap ada tanda yang mengarah ke gate pemberangkatan internasional. Alhamdulillah, ternyata check in pemberangkatan internasional ada di lantai dua.
Niatnya mau mengeksplor bandara ini, namun apa mau dikata, saya sendirian, koper saya tidak bisa ditarik karena tarikannya rusak. Akhirnya hanya bisa menunggu saja dan mencoba tanya di grup apakah ada teman lain yang sedang berada di KLIA. Sambil menunggu, sepertinya akan lebih enak kalau sekalian makan siang juga. Dari tadi udah lapar banget. Dan tadi juga lewat depan Burger King yang punya tempat duduk sofa. Jadi akan lebih nyaman menunggu dan makan di situ.
Alhamdulillah, akhirnya ada juga teman peserta lain kontak saya yang ternyata baru transit dan masih berada di tempat pengambilan bagasi. Saya pun mengarahkan ke arah Burger King biar duduk-duduk dulu. Kami pun berbincang-bincang sebentar sebelum menunggu keberangkatan selanjutnya di lantai dua. Di lantai dua ternyata ada peserta lain juga yang sedang menunggu keberangkatan selanjutnya.
Pukul 18.30 waktu Malaysia saya mulai check in dan langsung masuk imigrasi. Tak lupa juga saya menukar mata uang ringgit saya ke USD. Sebenarnya saya hanya dapat 69 USD dari ringgit saya. Alhamdulillah, berkat kebaikan ibunya, beliau menggenapkan menjadi 70 USD setelah mengetahui kalau saya pelajar.
Gate keberangkatan internasional ada di KLIA2, jadi saya diantar menggunakan trem sebagai penghubung KLIA dan KLIA2. Dan saya bersyukur sekali bisa menaiki pesawat AirBus Emirates dengan 2 mesin. Interior dan fasilitas yang diberikan sangat luar biasa. Ini pengalaman pertama kali saya. Semoga bisa kembali di lain waktu.
Now time to take off
0 komentar:
Post a Comment