Monday, February 15, 2016

Posted by imron agung On 8:52:00 PM




Prolog
            Kota ponorogo terkenal dengan istilah kota reog. Bukan hanya sebatas itu yang membuat terkenal keindahaan alam pun bisa mengikut sertakaan, sawah membentang  laksana hamparan samudra luas, kedamaian membuat ketenangan qalbu,. tak luput dari pandanganku, bangunan berdiri di hamparaan sawah seperti benteng di  gurun sahara. Bukan hanya ambo, abak, bundo, bahkan waang pasti akan batanyo ? gedung apa nan elok disana..!
Gedung yang indah, arsitekturnya mencerminkan kultur islam, suasananya damai dan tenang. Sangat cocok dijadikan ladang peribadatan serta menuntut ilmu guna menjalankan kewajiban dari sang maha kuasa. Masjid sebagai titik pusat yang menjiwainya. Tak bosan ku mendengarkan kebisingan suara lantunan ayat suci, ingin ku bermerdu suara juga, bertafakur bertadabur. Barsama para kawan muslim lainya. Itulah unida ( universitas Darussalam gontor) yang bersistem asrama dimana didalamnya terdapat keharmonisan antara duru dan murid. Serta pengantar komunikasi dengan kemodernaan zaman yaitu Bahasa arab dan Bahasa inggris.
Unida (universitas Darussalam gontor) mempunyai visi yaitu menjadi universitas ungulan yang mengintegritaskan sains, teknologi, dan ilmu-ilmu kemanusiaan dengan ilmu-ilmu keislaman dan tetap mengikuti perkembangan zaman pada tahun 2030. Unida merupakan cita dari tiga ulama pendiri pondok modern gontor. Yaitu KH. Ahamd sahal, KH. Zainudin fannani, KH. Imam zarkasyi. Sejarah unida berawal dari fase perjuangan dan pengorbanan jiwa, pikiran, serta tenaga. Sebelumya bernama isid (institute studi islam darusalam) yang di dirikan pada tahun 1994, dan sebelumya lagi bernama ipd (institut pendidikan islam ) yang didirikan pada tahun 1963.
Layaknya universitas lain pada umumnya yang memiliki 3 dharma universitas, akademik, analisa/penelitisn, pengabdian terhadap masyarakat. Alumninya banyak melakukan pergerakan lantaran menangumkan nama sang penguasa li,ilia kalimatillah.. di sini pula tingalah dua sahabat yang menuntu ilmu di perguruaan tinggi darusallam amstal yang berasal dari minang( sumatra barat/ padang) dan juga faqih yang berasal dari bekasi. Mereka berdua adalah anak yang berprestasi dari awal memasuki pembelajaran hingga di semester 2. Mereka selalu bersaing di dalam belajar, kebaikan dan lai-lain. Hingga di suatu hari terjadi  masalah diantara mereka berdua.  


cerita
2 orang itu duduk berdekatan di gazebo, lalu amstal membuka pembicaraan.
Amstal  : kamu di pangil baak..
Faqih    : ohh…..
Amstal : ada apa, ayo kawan bicaralah..jangan di pendam bila ada masalah. Siapa tau ambo bisa membantu apa yang ambo bisa lakukan.
Faqih    : ah sudah lah….
Faqih pun meningalkan amstal dalam sepi, di gelap malam nansunyi ia sendiri tanpa kawan menemani. Rembulan pun engan menyertai kehadiranya. Tak ada yang mau berkawan, di malam itu
(waktu menunjukan pukul 04.00 pagi) jam alarm pun berbunyi. Bukan hanya satu melainkan hampir setiap orang memasang jam alarm pada handphonnya. Tetapi tak seorang pun terbangun dari lelap tidurnya. Mereka telah tengelam di dasar lautan mimpi, semakin dalam dalam dan dalam. Di kejauhan pingir ruang penyadar Nampak seorang berjubah putih melesat dengan cepat. Gerakanya sangat gesit, seakan di kejar oleh waktu. Ternyata amstal yang sedang berlari tak tahan daya menahan diri untuk buang air kecil. Usai ke kamar mandi, amstal pun berwudhu dilanjutkan dengan dua rakaat sholat shunah. Amstal pun berdoa, memohon kepada tuhanya. Suasana pun berubah sepertu alam mengamini doanya, taka da angin yang berhembus, seperti waktu berhenti begitu saja, tenang dan damai. Air mata menetes, yang didalamnya mengandung makna kerindhuaan hamba terhadap rabnya, memohon perlindungan atas kelemahan dirinya karna ia tahu yang zat yang maha kuat hanyalah allah swt, begitu pula dengan rizki yang ia minta, karna ia tahu zat yang maha kaya hanyalah allah swt, tak lupa memohon ampun atas dosa dosanya, karna ia tahu yang maha pengampun hanyalah allah swt.
Fajar pun merayu rembulan yang membuatnya pergi tersipu malu.embun membasahi dedaunan dan kabut ikut membuat keramaian. Mahasiswa pun belaulu lalang di tengah ramainya kabut, melakukan aktivitas yang biasa mereka lakukan untuk mempersiapkan diri masuk kelas.
Dosen       : selamat pagi anak-anak…!
                  Yang di pangil namanya silah kan mengnangkat tangan..
                  Rahmat…bayu….fian….asidiq…aqil….faqih…nasyit..bimas….dodo…amstal..
                  Amstal…amstal..mana amstal. Siapa dari kalian yang tahu amstal dimana..?
Rodziyan : kaya biasa kali pak…
Dosen      : kaya biasa gimana…
                  Kalo ngomong yang jelas donk.
Rodziyan ; amstal kan males masuk kelas pak…
Faqih    : kalo ngomong tuh dijaga , asal ngomong aja. Mana buktinya amstal males masuk          kelas.buktinya IPKnya jauh lebih besar dari pada ente…
                   Kalo begitu biar saya saja pak yang mencari amstal..
Dosen       : yaudah segera kembali bila bertemu. Beritahu dia segera lekas pergi ke kelas karna sebentar lagi jam kelas saya akan usai.
Faqih      : iya pak.
(di mushola)
Faqih      : oala…sal-sal malah tidur di mushola, belum ganti pakaian lagi.
    Sal-sal bangun, ayo ganti baju, buruan trus masuk kelas, dosen sudah menungu dari tadi..
 Amstal  : astahfirullah aladzim saya tertidur ...
Faqih     ; yaudah , lebih baik lekaslah kau berganti dasar minang…..!
Amstal   : baik-baik…saya segera…..(gubrak)
                Aduh kaki ku kesemutan….
Faqih    : sal-sal.
Tepat di depan kelas amstal berdiri mamandangi bibir pintu, ia ragu untuk membuka pintu itu. Ia membayangkan sesuatu yang alan terjadi, matanya melotot, kaki gemetar.tiba tiba terdengar suara nan lantang bak raja hutan mengaum siap menerjang. Gemetar badanya menjadi jadi. Keringat terkucur tak tekendali. Seakan akan ia mandi dua kali pagi ini. Amstal pun dengan terpaksa membuka pintu itu.ia terdiam kaku.
Dosen : baiklah kita akhiri pertemuan kita dan kita lanjutkan pertemuan kita esok hari. Wassalamualaikum wr.wb. oh ya untuk tugas nya jangan lupa. Silah kan kumpulkan kepada amstal.
              Amstal kenapa baru datang…. Kamu bertangung jawab atas tugas teman teman kamu..paham
               Dan juga, sehabis dzuhur saya tungu di kantor.
Amstal    :ba…aa..aaik pak..sehabis dzuhur saya akan datang. 
 ( tepat setelah dzuhur) amstal pun menuju kantor untuk menghadap dosen dan Amstal pun mendapat teguran serta hukuman. Sudah jatuh tertimpa tangga pula. Amstal di utus sebagai kerua company visit bersama pasanganya satu orang lagi. Amstal selalu bertanya-tanya siapa gerangan nan menjadi pasangan ku untuk membina kepanitiaan ini..?amstal segera menuju perpustakaan untuk menungu pasanganya di sana. Setiba di perpustakaan tak Nampak seorang pun. Tetapi di kejauhan seorang sedang membaca buku terliha buram. Amstal pun menghampirinya. semakin dekat dekat dan dekat. Ternyata orang tersebut adalah faqih.
Faqih    : hi..sal ngapain disini sendiriaan.
Amstal  : ente sendiri ngapain disini sendiriaan.
Faqih     : eh ditanya bales nanya..jawab dulu atuh…
Amstal   : saya diruhuh dosen kesini , menunggu pasangan saya ….
Faqih     : yaudah, berarti saya pasangan kamu. Saya di suruh menunggu kamu di sini.
Amstal   ; oalah..ambo kira siapa..ternyata waang…..
Faqih     : kalo gitu untuk acara didepan kita. Kita harus mempersiapkan untuk pembukaan acara company visit..bagai mana.
Amstal    : setuju qih.
Siang itu juga faqih dan amstal pun pergi menuju pasar untuk membeli perlengkapan serta membeli sesuatu untuk kelancaran acara pembukaan company visit. Amstal dan faqih berangkat menuju pasar dengan bersepeda motor tua. Jaraknya sekitar 30 menit, dikarenakan kendaraan yang mereka gunakan, mereka akan menempuh waktu sekitar 60 menit.mereka berdua sangat menikmati hembusan angin perjalanan, pemandangan sawah yang luas seperti lautan hijau. suara yang merdu yang timbul dari rantai-rantai tua dan hampir kering. Guncangan-gunjangan akiban jalan yang terjal mereka nikmati. Serta sura telakson yang indah laksana beo bernyanyi.
            Mereka juga melihat anak-anak di pingir jalan mangankat tangan mereka dan membuka jari jempol. Di hadapan lalu-lalang kendaraan. Sama seperti yang mereka dulu lakukan, di kala usia masih di bilang anak –anak. Itulah dunia anak-anka serba bermain, di rumah main, di sekolah main, dimana-mana main. Setiba di pasar mereka segera membeli hal-hal yang di butuhkan untuk acara pembukaan company visit.seperti buah-buahan, dan seelah itu segera mereka kembali menuju kampus meeka. Dikarenakan senja segera tiba.

Acara pun berjalan lancar sesuai rencana. Setela pembukaan company visit faqih dan amstal.Segera membereskan semua ke tempat asal muasal, mulai dari meja, sofa, sound dan lain sebagainya. Tampak berat namum ringan karna dipikul tak sendiri melainkan bersama-sama. Bersama-sama semua Nampak ringan dan mudah. Tetapi kondisi tubuh tak bisa di bohongi, mereka tertidur lelap karna letih. Dengan seragam yang belom terganti. Amstal tidur di atas pangung. Dan faqi tidur diatas anak tangga.                                                             

Mimpi pun membawa mereka pergi jauh dan semakin jauh. Keesokan harinya setelah melakukan sholat  subuh berjamaah ada yang melanjutkan tidur dan sedikit yang membaca al quraan di karenakaan sangat lelah.
Amstal             : wah sudah pagi . bagai mana sisanya kita kerjakan selasai sarapan pagi.
Anak-anak       : setuju tuh sal. Laper banget nih.
Amstal pun menuju asrama dan ia melihat selembar kertas menempel di depan lemarinya. Selembar surat itu berisi.
“wahai hati tolong ajari aku cara bersyukur.
Wahai hati tolong ajari aku cara berkata jujur.
Aku malu pada matahari dan rembulan yang selalu mamandang ku iri.
Aku malu pada matahari yang kian sepi dan rembulan dengan keagungan nan sunyi
Di kala semua pergi
Aku bahagia akan derita engkau beri di kala bersama mereka.
Kini aku sendiri dalam sepi.
Amstal pun heran dengan isi puisi tersebut. Yang tak jelas asal penciptanya. Ia tak hiraukan tetapi puisi tersebut ia simpan di bawah lepitan bajunya. Seusai makan anak-anak (mahasiswa) pun berkumpul untuk merapihkan area yang belum tuntas di rapihkan. Amstal pun merasa rishi dan rasa ada yang menjangal .ternyata faqih tak terlihat batang hidungnya dari tadi. Seusai sarapan para mahasiswa pun berkumpul kembali, untuk merapihkan sisa pekerjaan mereka. Setelah pekerjaan tuntas amstal pun bertanya kepada siapa saja tentang keberadaan faqih, tapi jawaban tetaplah nihil. Tidak ada yang tahu tentang keberadaan faqih.
Sehari dua hari ia biasa saja tetapi setelah satu minggu berlalu ia menjadi ressah atas kehilangan faqih yang tidak di ketahui seorang pun, seperti kejadian kejadian penculikan. Ia semakin bingung kemana faqih yah..? kok hilang begitu saja. Kaya hantu aja. Hari demi hari amsatl pun berharap mendapatkan kabar dari keberadaan faqih yang hilan begitu saja, mau dari seseorang atau ilham, yang penting ia tahu keberadaan sahabatnya itu.  Hal yang bodoh dilakukan amstal yaitu ia tidak menanyakanya kepada dosen yang pasti tahu ia berada dimana, tapi sayangnya ia tidak bertanya.
Hal itu menjadi beban pikiran baginya yang membuat kehidupanya berubah, mulai dari akademik, kinerja kerjanya menurun derastis. Semua temanya selalu bertanya, apa begitu pentingkah nilai keberadaan seorang sahabat...?padahal melupakanya jauh lebih mudah dari pada harus selalu memikirkanya..?tak jarang amstal murung di dalam sepi diam terpana kesedihan dan ke galauan, memandangi awan putih seakan akan meminta jawaban atas kekhawatiranya. Mukanya kusut tak terawat, sangat jarang pemuda rapih ini kini menjadi seperti ini. Berputar haluan 180 derajat. Teman temanya heran bukan kepalang.
Sepulang kuliah hanya ada satu tujuan yaitu merebahkan diri dalam sepi menuju mimpi-mimpi pagi pun berusaha menghibur amstal dangan panorama keindahaan namun sia sia, senja dan matahari bekerja sama namun percuma tak membuah hasil, begitu pula malam dan rembulan yang hasilnya tak berubah pula. Seisi alam pun ikut serta nampak tak ada perubahaan, burung, angin, serta waktu juga. Tiada hari ia lewati dengan merenung, tiba tiba dari kejauhan nampak bapak tua dengan sepeda motor tua menghampirinya.
Pak tua     :maaf apa bila saudara berkenan bolekah saya bertanya..?
Amstal     : oh kenapa pak ....ada apa..?
Pak tua     : apakah benar saudaara amstal bertempat tinggal disini..!
Amstal      : oh kebetulan saya sendiri pak.
Pak tua      : oh kalo begitu, ini ada surat untuk saudara, dan saya sekalian mohon pamit, terima   kasih...
Amstal pun mendapat kan sepucuk sura dari seseorang tanpa nama pengirim si depanya. Melainkan perangko australia dan alamat australia. Semakin penasaran dan di bukalah surat itu perlahan-lahan, dan ia pun membacanya.

“ kepada : amstal
    Dari    : faqih
            Wahai saudara ku apa kabar dikau di hari nan indah ini. Apalagi dikala mencium semerbak bunga kasturi si sore hari dengan pemandangan senja di kala menepi oleh manjaan rembulaan yang angun pilu. Lama tak berjumpa saudara ku. Andai ku bisa terbang seperti awan putih, ingin aku bertemu mu detik ini juga, dikala aku bisa bergerak bebas seperti angin ingin aku terbang bersama kau, melakukan kegiatan yang membua hati riang. Namun sayang itu hanyalah angan.
Tetapi itu tak mengalahkan kerinduan ku begitu besar padamu. Wahai saudaraku, jalanilah hidup apa adanya dengan tujuan yang ada juga. Jangan kau jalani tanpa tujuan, takutnya kau tersesat tak tau arah pulang. Akudan kau berbeda, orangnya berbeda, sifanya berbeda. Itulah manusia
Kini telah kutemukan jalan ku, sekarang temuilah jalan mu. Soal diriku dulu. Orang tua ku pergi dahulu menghampiri robnya , kini aku sebatang kara tanpa ayah, tanpa bunda, serta saudara pula. Lengkaplah kesendirian ku. Lekas lah aku mengambil keputusan untuk pergi dari perguruaan tinggi itu karena aku tak tahu lagi haru berbuat apa. Tanpa harta, tanpa tempat tinggal. Tapi ku paksa diriku untuk merasakaan pahitnya kehidupan. Ingat kiyai kita pernah berkata : jangan mendewakaan gontor, yang di maksud adalah tida semua orang yang di gontor aka sukses. Semua itu tergantung orang itu sendiri.
Maafkan lah sahabat mu ini yang tak memberi kabar, karna aku tak mau menjadi beban bagai semua. Engkau, serta teman-teman yang lainya. Insya allah kelak di akhir masa study akan ku sempatkan diriku untuk menghampiri wisuda mu, dan ingi ku melihat enkau memakai medali yang bertuliskan siswa teladan, seperti yang engkau impikan dulu. Ingat janji-janji kita dulu saudaraku. Tepat setela kelulusan kita, sepuluh tahun setela itu kita akan menjadi apa....ingat tahun 2026....!
Masalah saya bisa berada di australia itu tidaklah penting, akan kuceritakaan kelak di tahun itu.

Sahabat mu.
    FAQIH 

Semangat amstal pun mengebu gebu, kobaran api yang tak padam di siram lautan sekali pun.
(4 tahun kemudian)
Tiba di masa akhir study..parkiran di penuhi oleh beranekaragaman merk mobil. Para wali murid berdatangan yang ingin menyaksikan kelulusan buah hatinya. Pengumuman dimulai di bajakan dari yang berprestasi, paling muda dan yang paling tua. Tibalah di penutupan dan pesan pesan yang yang akan di sampaikan oleh mahasiswa teladan..semua menjadi hening. Tanpa suara, dan yang terpangil adalah amstal..semua bertepuk tangan . dan amstal pun memberi sambutan atau pesan kepada mahasisiwa lainya. Bahwa sanya tidak memandang ke jeniusan seseorang melainkan dari kemauan, kerja keras, dan kesunguh-sunguhaanya.
Sambutan tersebut menutup acara dan di akhiri denga tepuk tangan yang meriah. Tibalah disaat untuk berfoto . tetapi amstal merasa ada yang kurang, apa ya....tiba ada suara oi..amstal dari kejauhaan, dan ternyata faqih datang. Amstal sanga senang atas kedatangan faqih..ayo kita foto dulu ucap amstal....akhirnya amstal pun lulus khotimah dengan perjuanganya yang ia lalui.   


Epilog
setelah kelulusan amstal yang menempati perdikat berprestasi diantara mahasiswa lainya. Membuat amstal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Begitu pula dengan faqih yang menjadi wisudawaan satu tahun setelah amstal. Amstal melanjutkan kuliahnya ke jepang. Dan faqih ke inggris. Beberapa tahun setelah itu dan bertepatan pada tahun 2026 mereka berkumpul kembali dengan beberapa hal yang berbeda yaitu keluarga, dan jabatan masing masing. Amstal menjabat sebagai CEO perusahaan di daerah kalimantan. Dan faqih menjadi entrepreneur di daerah malaysia yang membawa masakan tongseng ke sana, hingga laris berat dan memiliki empat cabang yang berada di luar negri semua. Hal itu membuktikan akan  kesuksesan seseorang tidak berasl dari setatus, jabatan ataupun ke jeniusan. Melainkan berawaal dari kesunguhaan dan kerja keras. Yang dimana kejeniusan hanya membutuhkan 1 % dan 99% nya adalah kerja keras dan sunguh sunguh.
Faqih pun memberitakaan mengapa bisa berada di australia atas janjinya dulu yang di buat.
Mereka pun bercerita tentang kisah mereka dulu dan perjuangan mereka canda riang terlihaat di paras mereka berdua.

biodata

Nama               : muhammad hasbi al juweni
Alamat            : jln. Pesangerahaan, no 64 rt 03/03 ciputat, jakarta selatan
Pendidikan      : fakultas ekonomi/ prodi manajemen bisnis (mbud)
No hp              : 085707993287